tentara Malaysia dan Us menangis latihan bareng KOPASUS , Tidak tahan pulang saja.

1. Latihan Dasar

Tulisan besar 'DATANGMU TIDAK DIUNDANG, JIKA RAGU SILA PULANG' akan menyambut setiap calon pasukan komando di Kem Sungai Udang Melaka. Markas pasukan baret hijau tua ini.

amerika

Di Pusdikpassus Batujajar, Jawa Barat juga ada tulisan serupa. "RAGU-RAGU KEMBALI SEKARANG JUGA" Begitu juga di Margahayu Bandung, tempat pelatihan Komando Paskhas TNI AU.

Ini jelas menunjukkan pendidikan komando di negara mana pun, tak akan mudah.

Tahap awal, para calon prajurit komando Malaysia akan menghadapi latihan dasar yang dinamakan 'Latihan Pemanas Badan'. Selama lima minggu mereka akan digodok supaya menjadi prajurit yang tak kenal kasihan pada musuh.

Di tahap awal mereka belajar menggunakan aneka senjata. Bahan peledak, orientasi medan maupun meluncur dari tebing dan helikopter.

Fisik mereka juga diforsir habis. Lari lintas medan puluhan kilo dan cuma dapat waktu tidur 3 jam .

2.Latihan Survival

Latihan selanjutnya adalah survival atau Ikhtiar Hidup. Semua pasukan komando dituntut jago bertahan hidup di segala medan dengan perbekalan seadanya. Prajurit komando harus hidup dari tumbuh-tumbuhan dan berburu di hutan untuk menyambung hidup mereka.

Selama tiga minggu calon anggota Grup Gerak Khas terus bergerak ke target yang ditentukan. Mereka harus tidur di bivak alam dan hanya dibekali parang dan tempurung kelapa untuk bertahan hidup.

Selain di hutan, mereka juga berlatih survival di rawa. Dengan tubuh penuh lumpur calon prajurit komando harus tetap bertempur dan menghindari ular serta binatang buas lain.

Latihan komando pasukan Indonesia pun sama. Mungkin lebih berat.

Prajurit Kopassus dilatih di Situ Lembang, sementara Prajurit Korpaskhas menghabiskan masa-masa latihan perang hutan dan survival di Ciwidey, Jawa Barat.

3.Pertempuran laut

Setelah survival, calon pasukan komando Malaysia kembali ke Kem Sungai Udang untuk menghadapi latihan tahap laut.

Mereka dilatih berenang ke dasar laut, penyerangan amfibi serta menggunakan perahu karet atau kayak.

Prajurit Komando Paskhas TNI AU dan Kopassus TNI AD pun harus menyelesaikan tahapan rawa laut.

Kopassus berlatih di Cilacap, Jawa Tengah. Sementara Korpaskhas menggembleng pasukannya di Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat.

Materi yang diajarkan tak jauh berbeda. Intinya pasukan komando harus mampu menyusup lewat laut. Senyap dan mematikan.

4.Camp Tawanan

Setelah menempuh latihan gunung hutan dan rawa laut, tibalah pada saat paling mengerikan selama pendidikan komando.

Pelatihan ini dinamakan Escape & Evasion (E&E) oleh pasukan Grup Gerak Khas Malaysia. Sedangkan di Indonesia sebutan camp tawanan lebih populer.

Mula-mula para siswa komando melakukan serangan. Setelah itu mereka harus meloloskan diri. Para pelatih akan memburu mereka sampai dapat.

Jika tertangkap, para siswa komando akan dihajar habis-habisan. Mereka diperlakukan seperti tawanan perang yang tertangkap.

Mulai dipukuli, disetrum, hingga aneka siksaan harus diterima tanpa menyerah atau membocorkan rahasia.

Jika lolos pelatihan ini, barulah seorang prajurit layak menyandang brevet komando.

5.Latihan terjun

Pasukan komando atau pasukan elite rata-rata memiliki kemampuan terjun payung. Pasukan Gerak Khas Malaysia pun memiliki kualifikasi lintas udara. Artinya setiap personelnya minimal memiliki kemampuan terjun statik atau para dasar.

Kemampuan lanjutan yang dimiliki adalah terjun bebas atau free fall dengan teknik HAHO dan HALO.

Mereka dilatih untuk diterjunkan sebagai tim pengendali tempur dalam sebuah pertempuran. Sebelum pasukan besar terjun, pasukan elite ini lebih dulu diterjunkan untuk mengumpulkan informasi dan menyiapkan pendaratan pasukan payung.

Korpaskhas TNI AU menggelar latihan terjun payung statik (para dasar), para lanjut tempur hingga pengendalian tempur di Lanud Sulaiman Bandung.

Sementara Kopassus terjun di Lanud Suparlan, Pusdikpassus Batujajar, Jawa Barat.

No comments:

Post a Comment