Sepekan terakhir ini, di berbagai media online ramai diceritakan tentang kisah tentang bagaimana seorang anggota Kopassus menjadi pelatih menembak untuk Tim Rifle di Brunei Darussalam.
Seorang anggota Kopassus yang bernama Sertu Pardal mendapat kepercayaan melatih menembak di Brunei.
Sertu Pardal merupakan seorang di antara sekian banyak anggota Kopassus yang punya kemampuan istimewa.
Ia dikenal jago menembak dan memiliki keahlian sebagai penembak jitu.
Karena kemampuan itu pula, ketika tentara Brunei Darussalam meminta TNI mengirimkan anggotanya untuk menjadi pelatih di negeri berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut, Pardal langsung ditunjuk komandannya.
Kehadiran Pardal di negara kaya ladang minyak dan gas tersebut adalah untuk melatih Tim Rifle dalam menembak. Mulai Februari hingga November 2013, dia menggembleng tim yang akan diterjunkan dalam ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) tersebut.
’’Saya dikirim agar Tim Rifle bisa naik derajat di AARM, sebuah lomba menembak prestisius yang diikuti sepuluh negara ASEAN,’’ kata Sertu Pardal, seperti yang dikutip dari JPNN.
Sangkin disiplinnya anggota Kopassus ini melatih, dikabarkan sampai ada yang pingsan karena tak sanggup mengikuti rangkaian latihan tersebut.
Tetapi berkat gemblengan anggota Kopassus tersebut, Tim Menembak Brunei menjadi lebih hebat dari Malaysia dan Singapura.
Yang ingin disampaikan disini bahwa Kopassus tak cuma punya 1 penembak jitu.
Rata-rata setiap anggota Kopassus memang punya kemampuan menembak yang sangat amat baik dan diatas rata-rata.
Sehingga tak heran, Tim Menembak Kopassus termasuk andalan dari TNI dalam berbagai Kejuaraan Menembak di tingkat dunia dan sering menjadi juara.
Kopassus sendiri punya 3 lapangan tembak. salah satu diantaranya adalah Lapangan Tembak Ksatria yang dibangun pada era kepemimpinan Danjen Kopassus Mayjen Agus Sutomo.
daptar disini untuk hasilkan uang dar facebook
Jika tadi saya sebutkan bahwa Kopassus adalah sarangnya para penembak jitu yang handal, Danjen Kopassus saat ini yaitu Mayjen Doni Monardo pun dikenal sebagai penembak yang handal.
Sertu Pardal, bukan satu-satunya anggota Kopassus yang dikirim ke Brunei untuk melatih tim menembak disana.
Saat inipun Kopassus sudah mengirimkan seorang anggotanya lagi untuk menjadi pelatih menembak di Brunei Darussalam.
Saat Satuan Penanggulangan Teror atau Sat 81 Gultor Kopassus menjadi tuan rumah Kejuaraan Menembak dalam rangka HUT Kopassus ke 63 bulan April lalu, calon pelatih nembak yang siap diberangkatkan ke Brunei itu hadir dalam Kejuaraan Menembak yang diadakan Sat Gultor.
Danjen Kopassus Doni Monardo memberikan pesan yang harus dijadikan pegangan bagi anggotanya bila diminta melatih oleh negara sahabat.
“Kita boleh melatih di negara lain. Pesan saya, kalau ada 10 tingkatan ilmu dalam menembak, jangan berikan semua. Sisakan 1 untuk menjadi ilmu yang tak perlu dibagi kepara siapapun”.
Semua tamu undangan yang hadir mendengar pesan Danjen Kopassus tersenyum.
Filosofi yang disampaikan oleh Danjen Kopassus tentang tips melatih menembak, adalah sebuah ajaran agar Kopassus senantiasa bersedia menjalin kerjsama dengan militer manapun dari negara-negara sahabat.
Tapi ilmu yang dimiliki tak harus diumbar dan dibuka semuanya.
Tetap harus ada yang menjadi pegangan yang menjadikan Kopassus disegani kawan dan ditakuti lawan.
Anggota Kopassus yang dikirimkan ke Brunei, tetap akan berkelanjutan.
Brunei memang mendapat tempat khusus di jajaran baret merah karena termasuk yang menjadi warga kehormatan Kopassus.
Sultan Halsanah Bolkiah sejak tahun 2003 telah diangkat menjadi warga kehormatan Kopassus.
Sultan Halsanah tercatat 2 kali mengunjungi Makopassus yaitu tahun 1996, dan tahun 2003.
Ketika ia datang ke Makopassus di tahun 2003 itulah, Danjen Kopassus Mayjen TNI Sriyanto menobatkan Sultan Halsanag Bolkiah sebagai warga kehormatan Kopassus.
Jadi jangan heran kalau Sultan Halsanah Bolkiah begitu percaya kepada Kopassus untuk mengajari militernya, terutama Tim Menembak Brunei Darussalam.
lanjutkan membaca >>>
No comments:
Post a Comment